Senin, 04 Mei 2015

mengenal Metode-metode Penyuluhan

Metode-metode Penyuluhan

 Pengertian metode penyuluhan pertanian
Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode terbagi menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan massal.

Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
            Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
            Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1)      Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh
2)      Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3)      Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4)      Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5)      Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1)      agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2)      agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

5.3 Penggolongan metode Penyuluhan
Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam pendekatannya :
A. Penggolongan  dari Segi Komunikasi
Metoda penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :
1.        Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face Communication) dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka dengan sasaran Umpannya: obrolan ditempat peternakan, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan suatu demonstrasi dan lain-lain.
2.        Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication) dalam hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi dalam menyampaikan pesannya melalui perantara (media)
B. Penggolongan  berdasarkan indera penerima
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.      Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
2.      Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
3.      Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya:
1.      Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
2.      Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
3.      Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)

C. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan  Kepada Sasaran
a)      Metode berdasarkan pendekatan perorangan   
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau personal approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan masyarakat setempat.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan.Contohnya :
a.       Kunjungan ke rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah penyuluh dan kekantor.
b.      Surat menyurat secara perorangan.
c.       Demonstrasi pilot.
d.      Belajar perorangan, belajar praktek.
e.       Hubungan telepon
b)      Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :
a.    pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.
b.    Perlombaan.
c.    Demonstrtasi cara/hasil.
d.    Kursus tani.
e.    Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.
f.     Karyawisata.
g.    Hari lapangan petani (farm field day).
Ciri khusus metode kelompok :
a. Menjangkau lebih banyak sasaran
b. Penyatuan pengalaman petani
c. Memperkuat pembentukan sikap petani
d. Pertemuan dapat diulang
e. Keterlibatan petani bisa lebih aktif
c)      Metode berdasarkan pendekatan massal
Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang diampaikan mengalami distorsi (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Termasuk dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar, dan lain sebagainya.
            Dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung maupun tidak langsung kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus.
Contohya :
a.    Rapat (pertemuan umum)
b.    Siaran pedesaan melalui Radio/TV
c.    Pemuatan film/slide
d.    Penyebaran bahan tulisan : (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebgainya)
e.    Pemasangan Foster dan Spanduk
f.     Pertunjukan Kesenian
Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang paling baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana, 2005), yakni:
Tabel 2. Keuntungan dan kerugian metode penyuluhan perorangan, kelompok dan massal
Metode
Keuntungan
Kerugian
Penyuluhan perorangan
§ Waktu lebih efisien
§ Adanya persiapan yang mantap
§ Komunikasi tersamar
§ Sifatnya lebih formal
§ Pengaruhnya relatif sukar
§ Relatif lebih mudah diukur mengorganisasikan
Penyuluhan kelompok
§  Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok
§  Komunikator tidak tersamar
§  Masalah pengorganisasian
§  Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama
§  Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi
§  Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis
Penyuluhan massal
§  Tidak terlalu resmi,pertanian massal
§  Penuh kepercayaan
§  Langsung dapat dirasakan
§  Memakan waktu lebih banyak
§  Biaya lebih besar
§  Bersifat kurang efisien pengaruhnya

D. Metode Penyuluhan lainnya
a)      Metode Partisipatif
Metode penyuluhan pertanian partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif, analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada suatu rencana tindakan. Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin , dalam hal ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal. Berdasarkan atas UU SP3K pasal 26 ayat 3, dikatakan bahwa "Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha".
Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain penyuluhan pertanian, metode, dan teknik penyuluhan seperti demplot, wawancara, anjangsana, pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Penyuluh partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Suwandi, 2006). Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan partisipatif
Kelebihan
Kelemahan
  • melibatkan  partisipasi penuh dari masyarakat
  • pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri
  • Mendorong inisiatif positif  para penyuluh maupun petani
  • Memebrikan motivasi bagi penyuluh
  • Membutuhkan waktu yang relative lebih lama
  • Pembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

b)      Metode penyuluhan berbasis ICT
Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada tahun 2010 melakukan model penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melaluicyber extension. Secara singkat dapat dikatakan bahwa cyber extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis TIK) yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.
Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications National Institute of Agricultural Extension Management India, memberikan istilah tentang pemanfaatan TIK untuk penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008). Cyber Extensionmerupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi  proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Badan PPSDMP, Kementerian Pertanian 2010). Menurut Sharma (2005) Cyber Extension adalah penyuluhan melalui cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan teknologi pertanian. Elemencyber extension adalah (1)E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran informasi pertanian berbasis Web; (3) Sistem interaktif dalam pengendalian hama dan penyakit; (4) Internet browsing untuk penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisan Call Centers;(7)Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)
Cyber Extension adalah program yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, merupakan metode penyuluhan masa depan yang dirancang dengan tujuan, sebagai berikut: (1) meningkatkan arus informasi dari pusat sampai tingkat petani;  (2) meningkatkan penyediaan materi penyuluhan pertanian bagi penyuluh; (3) meningkatkan akses petani dalam mendapatkan informasi; dan (4) menyediakan peralatan komputer yang dapat mengakses informasi Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010)
Tabel  4. Kelebihan dan kelemahan metode penyuluhan berbasis ICT
Kelebihan
Kelemahan
  • Pengembangan kelembagaan penyuluhan
  • Penguatan ketenagaan penyuluhan
  • Perbaikan penyelenggaraan penyuluhan
  • Penguatan dukungan teknologi pada usaha tani/agribisnis di tingkat petani
  • Perbaikan pelayanan teknologi dan informasi pertanian
  • Belum semua petani mau dan mampu menerima adanya teknologi
  • Informasi yang diterima tidak seluruhnya dapat dimengerti


 Studi Kasus
Rekomendasi Aplikasi TIK Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Studi yang telah dilakukan oleh ENRAP di Asia Pasifik (termasuk di Indonesia) menemukan bahwa kesuksesan (efektivitas) intervensi aplikasi TIK utamanya tergantung pada dampaknya terhadap mata pencaharian dan aset mata pencaharian. Keberlanjutan (sustainability) suatu intervensi aplikasi TIK memiliki mempunyai dua aspek penting, yaitu:kemampuan dalam melanjutkannya dalam jangka panjang dan kemampuannya  untuk mengurangi sifat mudah terlukanya (vulnerabilities) dari target beneficiaries. Adapun kesadaran dan komitmen stakeholders, ketepatan relevansi isi, penggunaan bahasa lokal dan upaya penyediaan akses terhadap intervensi TIK adalah faktor kritis lain yang penting bagi keefektivan dan kesuksesan dari suatu intervensi aplikasi ICT yang ditargetkan bagi kehidupan masyarakat perdesaan. Intervensi yang bersifat demand-driven dalam fungsinya seperti halnya teknologi tepat guna (sesuai dengan yang dipilih atau diinginkan pengguna) mempunyai prevalensi kesuksesan yang lebih tinggi (ENRAP 2009).
Perkembangan TIK seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet dapat digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar di antara yang menguasai informasi dan yang tidak.  Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan akses terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara langsung dari ”used-to-be-silent-public” (masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan suara kepada kelompok yang semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang mudah diserang, menciptakan jaringan dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi pengobatan untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes 2007).
Leeuwis (2004) menyatakan bahwa pesan dan teknologi (inovasi) pertanian yang dipromosikan oleh agen penyuluhan sering tidak sesuai dan tidak mencukupi.  Hal ini memberikan implikasi bahwa informasi yang ditujukan pada petani dan agen penyuluh sangat terbatas karena beberapa faktor, di antaranya adalah: staf universitas dari disiplin yang berbeda, peneliti yang terlibat, politisi, pengambil kebijakan, agroindustri dan birokrat yang memainkan peranan dalam proses promosi inovasi pertanian tersebut.  Konsekuensinya, inovasi  yang terpadu hanya dapat diharapkan muncul ketika berbagai aktor (termasuk petani), yang dapat mempengaruhi kecukupan pengetahuan dan teknologi, bekerjasama untuk memperbaiki kinerja kolektif.  Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki fungsi dari sistem pengetahuan dan informasi pertanian (Agricultural Knowledge and Information System–AKIS).
Sistem pengetahuan dan informasi pertanian dapat berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan.  Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian.  Dengan dukungan implementasi TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan terkait upaya untuk mewujudkan jaringan informasi inovasi bidang pertanian sampai di tingkat petani dapat diwujudkan.  Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan inovasi pertanian.
Rekomendasi aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan adalah aplikasi TIK yang mendorong terjadinya knowledge sharing untuk meningkatkan fungsi sistem pengetahuan dan informasi pertanian. Dengan demikian, aplikasi TIK tersebut dapat berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian.
Dengan dukungan TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan pengetahuan terkait pertanian dan kelembagaan-kelembagaan pendukung lainnya yang berpotensi untuk bersinergi, upaya untuk mewujudkan jaringan informasi bidang pertanian sampai di tingkat kelompok petani dapat diwujudkan. Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk memproses dan  mengkomunikasikan inovasi pertanian berkelanjutan, khususnya penyuluh pertanian dan petani.
Berdasarkan permasalahan yang masih banyak dihadapi dalam implementasi TIK untuk mendukung pembangunan pertanian, maka aplikasi TIK dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan sumber daya yang ada di daerah.  Aplikasi TIK diarahkan untuk mendukung percepatan akses pelaku pembangunan pertanian terhadap sumber informasi yang dibutuhkan sekaligus merupakan sarana untuk mempercepat proses pertukaran informasi antarpihak-pihak terkait dalam proses pembangunan pertanian berkelanjutan. 
Analisis :

Metode penyuluhan berbasis TIK memang sangat bagus, namun jika melihat kondisi petani yang ada dalam menjakau akses tersebut tentu mereka masih lemah dalam mengakses TIK. Melihat keterbatasan tersebut maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan media konvensional. Artinya informasi yang diperoleh malalui aplikasi teknologi informasi, misalnya internet dapat disederhanakan dan dikemas kembali sesuai kebutuhan dan karakteristik pengguna akhir oleh penyuluh pertanian atau fasilitator. 

Sabtu, 15 Desember 2012



Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan

Secara umum tujuan bimbingan dan penyuluhan keseluruhan program pendidikan disekolah adalah untuk membantu peserta didik untuk mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis, maupun sosial. (Rohani, 199:4).

Sedangkan menurut Anur Rahim (2001:35) mengatakan bahwa  tujuan bimbingan dan penyuluhan secara garis besar adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirant.

Secara akademis bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik memperolerh kesesuaian dan keseimbangan (keproposionalan) antara kemampuan akdemis denga jurusan atau program studi yang dipilihnya sehingga apa yang diinginkan  dapat tercapai. Sedangkan secara psikologis bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik mencapai tahap perkembangan yang di tandai dengan sikap adannya kematangan dan kemandirian baik dalam siakap, mengambil keputusan maupun dalam menentukan arah dan tujuan hidupnya. Demikian pula secara sosial bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya dan memiliki keterampilan hidup (life skill) yang memadai. Sehingga tercapai kemandirian dan kesejahteraan hidup pribadi baik lahir maupun batin.

Secara operasional tujuan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah adalah sebagai berikut :
  • Membantu perkembangan individu.
  • Mencegah munculnya masalah siswa. 
  • Membantu mengatasi masalah siswa, memperbaiki diri dari gangguan psikologis (Tantowi 1995:39).

Dari beberapa uraian di atas dapt dipahami bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan untuk membantu kelangsungan perkembangan individu (siswa) dan mencegah timbulnya masalah yang menghambat perkembangan siswa. Selain itu juga untuk memperbaiki kebiasaan buruk serta sifat tidak terpuji pada diri anak didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan pada intinya adalah lebih dititik beratkan pada bantuan psikologis dengan tujuan untuk memperbaiki dan membenarkan kebiasaan atau prilaku yang tidak terpuji dalam mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Minggu, 18 November 2012

izen Journalism

Wilayah Perbatasan Perlu Mencetak Penyuluh Visioneris???

Selasa, 14 Agustus 2012 18:04 WIB
Penulis: Haji Heru Wihartopo S PKP
Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh
BKP3D Kabupaten Nunukan,  Kal-Tim.



KONDISI  keindahan suatu desa identik dengan kondisi masyarakatnya, kebersihan suatu desa mencerminkan tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat desa. Begitu juga kondisi persawahan dan pekarangan suatu desa mencerminkan tingkat kemauan dan kemampauan  petani dalam memanfaatkan potensi alam yang ada untuk menunjang persediaan kebutuhan pangan bagi keluarganya. Jika kondisi suatu desa berusaha tani.
Seringkali kita dengar komentar dari beberapa orang yang pernah mengkritisi keberadaan Penyuluh dan kepenyuluhan, baik itu dalam obrolan saat di teras kantor atau di saat ada reses anggota DPRD di lapangan.
Tentunya kita pernah mendengar bahwa ada seorang petani atau sekelompok masyarakat petani yang berhasil dengan usaha bidang pertaniannya,  perkebunannya, peternakannya, atau perikanannya dan atau kesemuanya secara terpadu, farm integrated  atau yang bisa juga disebut usaha "mix farming". Dari keberhasilan usahanya tersebut tentu akan tersirat dalam benak fikiran kita, " dari siapa mereka itu bisa berhasil, teknologi apa yang mereka gunakan, siapa yang mengajarkan dan seterusnya sebagai sebuah pertanyaan terhadap diri sendiri.
Maka pada saat itu tentulah dalam fikiran kita ada pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik, apakah mungkin keberhasilan mereka itu tanpa sentuhan pembinaan dari pihak lain, jika tidak mungkin dari mana mereka memperoleh teknologi untuk merubah keadaan menjadi bisa berhasil, tidak mungkin keberhasilan mereka itu langsung terwujud tiba-tiba begitu saja tanpa ada sesuatu yang membuat mereka berhasil, tidak mungkin mereka itu langsung berhasil tanpa melalui petunjuk atau bimbingan orang lain, tidak mungkin keberhasilan itu langsung terwujud seperti sulapan begitu saja.
Ada yang berkomentar positip dan ada yang berkomentar negative baik terhadap pelaku penyuluhannya maupun kegiatan kepenyuluhannya. Yang berkomentar positif jumlahnya tidak banyak karena mungkin selama ini dari kegiatan penyuluhan yang mereka ketahui dengan keberadaan penyuluhnya yang tidak professional, atau sikap penyuluhnya itu memang tidak menyenangkan atau  tak mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Tetapi di sisi lain juga ada yang berkomentar positif, mereka mengakui bahwa tugas penyuluh itu memang berat, tugas penyuluh tidak mudah tidak sama dengan tugas guru, guru muridnya hampir seumuran dalam satu kelas, tempat mengajar terpusat di sati titik kegiatan yaitu sekolahan.
Penyuluh harus mendatangi petaninya di lapangan, tempat tinggal mereka terpencar, medan lapangan tak selalu sama, permasalahan petani atau keluarga tani tak selalu sama,  penyuluh dalam menyampaikan misi kepenyuluhannya harus mengetahui permasalahan masing-masing petani, penyuluh harus menemui petani, kelompoktani, yang tentu tidak semudah seperti guru yang menemui muridnya, cukup di ruang yang sudah secara continue berada di sebuah sekolahan, yang menetap tempatnya, ada ruang yang lengkap dengan meja kursinya walaupun kurang baik kondisinya, kurikulum ada jelas, umur murid relative seragam, kehadiran serempak dan waktu sudah ditetapkan, metode tentu lebih mudah, pedagogic. Penyuluh yang dihadapi adalah masyarakat yang terdiri dari petani yang berbeda umur, berbeda latar belakang status social, kultur etnis dan budaya, berbeda permasalahan yang dihadapi, berbeda kemampuan ekonomi, berbeda tingkat pendidikan dll. Padahal tugas mereka dalam melakukan penyuluhan  harus menambah pengetahuan, merobah  sikap petani, dan meningkatkan keterampilan petani dalam melakukan budidaya atau usahatani supaya produktivitasnya meningkat, lalu pendapatannya meningkat dan dampaknya kesejahteraan petani binaan atau masyarakat juga meningkat. Sementara masyarakat tidak mau tahu bahwa penyuluh itu juga manusia yang memiliki kemampuan berbeda-beda, kecerdasan berbeda, pendidikan berbeda, dan pengalaman dalam melaksanakan tugasnyapun juga berbeda, bahkan jenis kelaminnyapun berbeda. Tidak semua penyuluh laki-laki, apalagi yang di Nunukan sebagiaan besar perempuan. 
Itulah kondisi yang terjadi di persepsi masyarakat saat ini sehingga ada pro dan kontra terhadap keberadaan penyuluh terkait perlu atau tidaknya diberikan dukungan untuk menjalankan misi kepenyuluhannya.
Penyuluh itu adalah pelakunya dan penyuluhan itu adalah kegiatannya.
Tugas Penyuluh itu adalah "menyuluh", enak saja kesannya, ditelinga terdengar enteng... walau faktanya banyak juga yang tidak mau jadi penyuluh, tetapi banyak yang belum paham apa bedanya "menyuluh" dan "menerangkan"..... Sementara yang masyarakat pahami selama ini menyuluh itu sama dengan menerangkan... Ini seperti pada masa orde baru dulu, bahkan ada departemen Penerangan yang akhirnya dibubarkan oleh Presiden Gus Dur.
Nah ini masalahnya... Padahal menerangkan itu selesai ya sudah, tahu atau tidak terserah... Kalau "menyuluh" itu ada tahapannya :
1. Pertama menginventarisir data, mengolah, menganalisis, dan menyusun Prorgama, Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatannya kapan dilaksanakan.
2. Kedua setelah yang pertama terwujud, selanjutnya melaksanakan dengan menyusun materi serta menyiapkan media sesuai dengan kebutuhan dan sasaran, disinilah banyak diperlukan bahan-bahan yang dibuat, dan tak sedikit biayanya.
3. Setelah dilaksanakan tiba saatnya melakukan pembinaan, pendampingan, atas apa yang telah diterangkan, disampaikan dan di arahkan, supaya tidak salah dalam menerapkan..
4. Selanjutnya melakukan evaluasi, sudahkan yang diprogramkan, yang direncanakerjakan, yang dijadwalkan dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.??? Kemudian sampai seberapa mau dan mampu mereka melakukan, sampai seberapa jauh peningkatan perubahan yang diinginkan terwujud, terealisir dan sampai seberapa besar dampaknya, impacknya terhadap peningkatan produksi
5. Terakhir sudahkah yang kita suluhkan, sudahkah yang kita lakukan dalam penyuluhan itu "meningkatkan kesejahteraan" para petani.... Nah seperti itulah "PENYULUHAN"..
Bagaimana ada sedikit gambaran tentang "Penyuluhan"....???
"Maunya dari sisi penyuluh, seharusnya penyuluhlah yang harus disuport dengan berbagai pelatihan dan pembekalan dengan berbagai metode untuk meningkatkan kapasitasnya, mendukung keinginan baiknya, keberaniannya, kesungguhan hatinya dalam menjalankan misi kepenyuluhan, sehingga penyuluh bisa menjadi tenaga yang handal dan professional, mampu mewujudkan desa wilayah binaannya menjadi desa yang semakin mandiri, asri, ramah lingkungan  dan produktif. Untuk itu penyuluh harus disegani, disukai, dihormati dan didengar apa nasehatnya, apa arahannya, apa pendapatnya, apa bimbingannya kepada masyarakat petani dan sekitarnya. Dalam mewujudkan itu semua di butuhkan penyuluh yang visioner dan atau visioner penyuluh yang tentunya harus disuport dengan biaya yang cukup dalam menjalankan misi kepenyuluhannya dalam mewujudkan pembinaan yang baik dan nyata, benar dan logis, masuk akal dan bijaksana dan berwawasan lingkungan."
"Diperlukan Penyuluh Visioner dan Visioner Penyuluh di wilayah perbatasan"
Dalam upaya mewujudkan masyarakat petani yang sejahtera melalui kegiatan usahataninya atau usaha agribisnisnya sangat diperlukan penyuluh yang visioner, penyuluh visioner bisa dibina melalui pembekalan untuk mencetak visioneris penyuluh, penyuluh visioner dalam menjalankan tugasnya akan mencurahkan segala perhatian, tenaga dan fikirannya hanya untuk mengembangkan wilayah desa binaannya. Dia akan selalu berfikir dan berbuat untuk mencari solusi dari berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat petani. Penyuluh visioner akan selalu mencari solusi dan upaya menerobos berbagai kendala dan hambatan untuk membuka cakrawala usaha bagi petani, mencarikan terobosan dalam pemasaran dengan mitra kerja atau stekholder yang terkait dengan kegiatan.
Syarat-syarat Penyuluh Visioner
1.                  Berpendidikan  minimal SMK
2.                  Siap ditempatkan dimana-mana di seluruh wilayah Indonesia
3.                  Suka dan sadar bahwa dirinya adalah sebagai penyuluh pertanian lapangan
4.                  Sehat jasmani dan rohani

Penyuluh ibarat dua mata keping uang, sebelah sebagai petugas yang harus punya rasa empati dengan petani/pelaku utama sehingga penyuluh seharusnya juga memanfaatkan keberadaannya di tengah-tengah petani untuk berkarya bersama-sama petani melakukan kegiatan usaha selayaknya pelaku utama.... Tetapi disi lain penyuluh juga PNS yang berarti juga harus sadar bahwa dirinya sebagai Agen of change yang harus mampu mengelola SDM masyarakat petani/pelaku utama dan dirinya dan harus diinventarisir dan di bukukan/administrasikan segala kegiatannya. Dengan demikian jika pada saatnya harus memenuhi tuntutan administrasi maka Penyuluh siap memenuhinya... Di sinilah beratnya melakukan dua peran yang sebenarnya sama-sama memberikan keuntungan tetapi terasa susah dalam membukukan, terasa ribet dalam penanganannya.... Apa boleh buat.... Pemecahannya ya lakukan dua-duanya agar anda bisa berada pada kategori Penyuluh Professional....
Pekerjaan menyuluh yang bener itu mulia... Menyampaikan ilmu pengetahuan kepada orang yang memerlukan, mencarikan pemecahan masalah kepada orang yang meminta bimbingan, mengupayakan jalan pemecahan buat para petani/nelayan yang kesulitan, menolong orang yang belum mendapat uluran tangan-tangan terampilmu dalam bertanam-tanam, menyebarkan silaturahmi kepada sesama di kalangan orang lapisan/strata bawah.... Tu kaaannn.??? Oleh sebab itu kawan-kawan penyuluh jangan tidak semangat, jangaan nglokro kalau di olok, apa itu penyuluh dalam menjalankan tugasnya seperti "manajemen tukang sate" dia yang melaksanakan perencanaan dia juga yang melaksanakan kegiatannya dia juga yang mengevaluasi, tidak apa apa  tetap bersemangatlah, bersemangatlah, dan tetap bersemangatlaaahhhhh..... Pasti kita semua akan berjaya....

Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian merupakan sektor primer yang mendominasi aktivitas perekonomian di Kabupaten Nunukan. Revolusi di bidang pertanian perlu ditingkatkan untuk memberikan hasil yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan selalu diupayakan untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Pada tahun 2009 luas panen padi (sawah+ladang) di Kabupaten Nunukan mengalami kenaikan, dimana tanaman padi naik sebesar 9,42%. Otomatis produksi tanaman padi juga mengalami kenaikan, yaitu menjadi 43.496 ton tetapi terjadi penurunan produktivitas padi sebesar 0,6%. Kecamatan Lumbis adalah daerah yang mempunyai luas panen dan jumlah produksi padi ladang yang lebih besar dibandingkan kecamatan yang lain, yaitu 37,23% dari total luas panen serta 37,10% dari total produksi.
Pada tahun 2009 hampir seluruh tanaman sayur-sayuran mengalami penurunan luas tanam yang pesat dibandingkan tahun sebelumnya dan diiringi dengan peningkatan hasil produksi dari masing-masing tanaman tersebut. Bawang daun merupakan komoditi tanaman sayur-sayuran yang mengalami penurunan hasil produksinya. (sumber : Publikasi Data Bappeda Kab. Nunukan Tahun 2010)

Minggu, 11 November 2012

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP METODE PENYULUHAN PERTANIAN

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP METODE PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian
Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan ituapakah yang Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhanpertanian?Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebihbaik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hiduplebih sejahtera ( better living ), dan bermasyarakat lebih baik (better community )serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ).

Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutananpada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahanpengertian penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), artipenyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelakuusaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinyadalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber dayalainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalampelestarian fungsi lingkungan hidup.Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, maudan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhanpertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuatoleh sumberatau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isipesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan sertamenentukan bentuk penyajian pesan.


B. Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.

Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1.       Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh
2.       Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3.       Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4.       Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5.       Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1)      agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2)      agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

C. Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yangdijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakansecara konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961)menilai bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapatmelakukan pekerjaannya dengan baik.

Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhanpertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhanpertanian sebagai berikut:

1.       Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkinmelibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2.       Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberipengaruh baik.
3.       Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatanlainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudianmelihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untukmelakukan tindakan pengendalian.

Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1999)mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:
1.       Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacukepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
2.       Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampumelibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3.       Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanyakeragaman budaya.
4.       Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkanperubahan budaya.
5.       Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jikamenggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalammelaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6.       Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
7.       Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harusdiupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
8.       Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisilingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9.       Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanyabertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkankepemimpinan.
10.   Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telahmengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai denganfungsinya sebagai penyuluh
11.   Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagaisatu kesatuan dari unit sosial.

Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsipdalam metode penyuluhan pertanian, meliputi:
1.       Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampumenghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahanyang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untukmemanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaikimutu hidupnya.
2.       Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuaipermasalahan yang dihadapi.
3.       Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yangdiambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4.       Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanyaketerbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5.       Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.


Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahandemi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.
Terjadinya perubahan ” context dan content ” pembangunan pertanian dalam erareformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhanpertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat initidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula stakeholder 
yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani. Secara khusus, penerapan penyuluhanpertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang diamanatkan oleh UUNomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang bersifat partisipatif yaitu,pendidikan nonformal bagi petani dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraankewenangan, dan tanggung jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar merekaberkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan danpenghidupannya dengan kekuatan sendiri.

D. Rangkuman
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau danmampu menerapkan inovasi (teknologi baru).

Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1)      agar penyuluh pertanian dapatmenetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasilguna,
2)      agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkanperubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggotakeluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertaniana. Pengembangan untuk berpikir kreatifb. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaatc. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnyad. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaate. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan


Sumber referensi:       
Kementerian Pertanianbadan,  Pengembangan Sdm Pertanian sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian